Saham dan obligasi adalah dua jenis investasi diantara banyaknya pilihan investasi yang umum bagi investor di Pasar Modal Indonesia. Dua instrumen investasi ini tentunya memiliki karakteristik, keuntungan dan resikonya tersendiri.
Lalu bagaimanakah cara kita memilih diantara kedua jenis investasi ini? Jawabannya adalah tergantung pada tujuan investasi, toleransi risiko, dan jangka waktu investasi kita.
Dalam artikel kali ini kita akan membahas perbandingan khusus antara saham dan obligasi untuk membantu kita dalam menentukan investasi mana yang lebih menguntungkan bagi portofolio kita di masa depan.
Saham
Saham adalah instrumen keuangan yang menunjukan kepemilikan sebagian dari suatu perusahaan. Ketika seseorang membeli saham, maka mereka dianggap sudah membeli bagian dari perusahaan tersebut dan menjadi salah satu pemegang saham (shareholder).
Sebagai pemegang saham, investor memiliki hak atas sebagian dari aset dan pendapatan perusahaan. Serta dalam banyak kasus juga memiliki hak suara dalam rapat umum pemegang saham.
Seperti pembahasan investasi pada umumnya, di artikel kali ini juga akan membahas dari dua sisi. Yakni dari segi keuntungan dan juga resiko yang mungkin menghampiri di kemudian hari saat kita memilih berinvestasi pada instrumen yang satu ini.
Keuntungan Investasi Saham
Berikut ini adalah beberapa keuntungan yang bisa kita dapatkan saat memilih untuk berinvestasi saham.
1. Potensi Pertumbuhan
Secara umum, saham memiliki potensi pertumbuhan yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan obligasi. Nilai dari saham dapat meningkat secara signifikan seiring dengan pertumbuhan perusahaan. Hal ini dikarenakan saham yang memiliki fundamental yang bagus akan banyak dilirik oleh investor asing.
Sesuai hukum permintaan dan penawaran, jika permintaan lebih tinggi dari penawaran maka harga akan naik. Hukum itu juga berlaku dalam dunia saham. Selain itu, sentimen positif yang ada di luar sana juga akan mempengaruhi kenaikan harga saham dalam waktu singkat.
Dengan demikian, kita tidak hanya meraup keuntungan saat memilih untuk berinvestasi jangka panjang, melainkan juga saat memilih untuk berinvestasi jangka pendek. Dimana keuntungan yang akan kita dapatkan adalah berupa selisih dari harga beli dan jual (capital gain).
2 .Dividen
Beberapa perusahaan diketahui juga membagikan keuntungan mereka dalam bentuk dividen kepada para pemegang sahamnya. Yang mana hal ini akan disampaikan dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Dividen ini nantinya bisa menjadi sumber pendapatan pasif(passive income) bagi para investor.
3. Likuiditas
Likuiditas sendiri adalah sebuah istilah dalam dunia keuangan yang menggambarkan seberapa mudah suatu aset dapat dikonversi menjadi uang tunai tanpa mempengaruhi harga aset tersebut secara signifikan. Bahasa lainnya itu aset yang memiliki likuiditas tinggi tersebut sangat mudah untuk dicairkan dimanapun dan kapanpun.
Saham sendiri memiliki likuiditas yang cukup baik, bahkan asset investasi yang satu ini jauh lebih likuid bila dibandingkan dengan obligasi. Dengan demikian, saham menjadi lebih mudah diperjualbelikan di pasar modal dan bisa diperjualbelikan setiap hari kerja.
Selain itu, Saham juga memiliki indeks khusus yang berisi 45 saham yang paling likuid di Bursa Efek Indonesia yang dikenal dengan indeks LQ45. Jadi, jika kita ingin saham bagus sekaligus likuid maka membeli saham dari indeks ini menjadi sebuah keharusan.
Risiko Investasi Saham
sejatinya untuk permasalahan risiko sendiri dikembalikan kepada prinsip dasar investasi, yakniHigh Risk High Return, Low Risk Low Return. Seperti yang dijelaskan sebelumnya bahwa saham memiliki potensi keuntungan yang tinggi, maka sudah pasti Ia juga memiliki potensi resiko yang tidak kalah tinggi. Berikut ini adalah beberapa resiko dari investasi saham:
1. Volatilitas
Harga saham bisa sangat berfluktuasi dalam jangka pendek, yang bisa mengakibatkan kerugian besar dalam waktu singkat. Maka jika kita beli dan jual saham secara asal-asalan maka tidak menutup kemungkinan kita akan mengalami kerugian yang besar. Oleh sebab itu, sangat dibutuhkan analisis yang tepat dan juga timing yang tepat.
2. Risiko Pasar
Saham lebih rentan terhadap perubahan kondisi ekonomi dan politik global. Sudah menjadi rahasia umum bahwa sentimen negatif sangat mempengaruhi harga saham untuk jangka pendek, termasuk di sini kabar negatif ekonomi global.
Obligasi
Obligasi adalah instrumen utang yang diterbitkan oleh pemerintah, perusahaan, maupun entitas lainnya untuk mengumpulkan dana dari investor. Penerbit obligasi berjanji untuk membayar kembali jumlah pokok utang pada tanggal jatuh tempo yang telah ditentukan, bersama dengan bunga (kupon) secara periodik kepada pemegang obligasi.
Obligasi merupakan salah satu bentuk investasi pendapatan tetap karena pembayaran bunga yang biasanya tetap selama masa berlaku obligasi. Seperti halnya saham, Obligasi juga memiliki potensi keuntungan dan juga risiko.
Keuntungan Investasi Obligasi
Beberapa poin di bawah ini mungkin bisa jadi dasar pertimbangan kita untuk berinvestasi pada obligasi.
1. Pendapatan Tetap dan Lebih Stabil
Obligasi menawarkan pembayaran bunga (kupon) secara tetap. Itu artinya instrumen investasi yang satu ini akan memberikan aliran pendapatan yang stabil kepada para investor. Dengan begitu, investor pun tidak perlu khawatir akan rugi besar sehingga bisa berinvestasi dengan tenang.
2. Prioritas Pembayaran
Dalam kasus perusahaan yang mengalami kebangkrutan, pemegang obligasi memiliki prioritas lebih tinggi dibandingkan pemegang saham. Hal ini dikarenakan perusahaan berstatus sebagai debitur pada obligasi yang ditawarkan. Dengan begitu perusahaan diwajibkan melunasi kewajibannya terlebih dahulu, baru setelah itu memikirkan para investor sahamnya.
Risiko Investasi Obligasi
Setelah mengetahui keuntungan dari obligasi, kita juga harus mengetahui risiko yang akan timbul ketika kita memilih membeli obligasi.
1. Risiko Suku Bunga
Jika penurunan saham dipengaruhi oleh sentimen negatif ekonomi dalam negeri dan luar negeri, maka penurunan harga obligasi dipengaruhi oleh kenaikan suku bunga.
2. Risiko Kredit
Sebelumnya sudah dijelaskan bahwa pemegang obligasi lebih diprioritaskan oleh perusahaan jika perusahaan yang bersangkutan mengalami kebangkrutan. Namun tetap saja ada risiko bahwa penerbit obligasi mungkin gagal membayar bunga atau pokok utang jika benar-benar kolaps total sehingga pemegang obligasi akan ikut menderita kerugian. Akan tetapi hal itu tidak terlalu sering terjadi.
Kesimpulan
Setelah kita membahas secara menyeluruh dari segi keuntungan dan risiko kedua jenis investasi ini, maka dapat diketahui bahwa tidak ada jawaban yang paling benar untuk pertanyaan mana yang lebih menguntungkan antara investasi saham dan obligasi. Karena hal itu tergantung pada profil dan tujuan investasi kita.
Saham mungkin lebih cocok untuk investor yang mengejar pertumbuhan dan bersedia menerima risiko yang lebih tinggi. Sedangkan obligasi lebih sesuai untuk mereka yang mencari stabilitas pertumbuhan aset dan mengincar pendapatan tetap.
Diversifikasi dengan menggabungkan kedua aset ini dalam portofolio kita bisa menjadi strategi yang efektif untuk mengoptimalkan pengembalian dan mengurangi risiko.
Posting Komentar untuk "Investasi Saham vs Obligasi: Mana yang Lebih Menguntungkan?"